UNITÉ 1 SE PRÉSENTER


Objectifs d’Apprentissage 
Entraîner des étudiants à produire des phrases en utilisant les pronoms personnels sujets, les phrases présentatives, et les adjectifs de nationalité qui correspondent au thème d’apprentissage, à travers les activités collaboratives et individuelles. Développer les compétences des étudiants pour analyser des informations (connaissances), qui leur permet d’avoir une pensée critique, d’être responsable, de savoir résoudre des problèmes, capable de s’adapter, de savoir communiquerpar orale et écrit, et à utiliser une technologie informatique et communicative dans l’apprentissage. 

 Matière d’Apprentissage

1.      Les Salutations   
         Untuk memulai suatu percakapan, biasanya diawali dengan les salutation ‘sapaan.’ Sapaan dalam bahasa Prancis dikategorikan dalam dua bagian, yaitu (1) formal, dan (2) nonformal.
a.    Formal
         Sapaan formal digunakan pada situasi resmi seperti di kelas, saat rapat, seminar, berpidato, forum resmi, dan sebagainya untuk menunjukkan prilaku yang sopan. Selain pada situasi-situasi tersebut, sapaan formal juga digunakan terhadap orang yang lebih tua atau lebih terhormat. Perhatikan contoh kalimat pada tabel di bawah ini!


Saluer Menyapa
Répondre Menjawab
Bonjour
Selamat pagi/siang
Bonsoir
Selamat malam
Comment allez-vous?
Apa kabar?
Bonjour
Selamat pagi/siang
Bonsoir
Selamat malam
Je vais bien, merci!
Kabar saya baik

b.   Nonformal
         Sapaan nonformal digunakan pada konteks tidak resmi seperti di rumah, di luar kantor, di jalanan, dan sebagainya. Biasanya sapaan ini digunakan saat memulai percakapan dengan orang yang sudah dikenal akrab.

Saluer Menyapa
Répondre Menjawab
Salut!
Hai!
Coucou!
Hai!
Comment vas-tu?
Apa kabar?
 Ça va?
Apa kabar?
Salut!  
Hai!
Coucou!
Hai!
Je vais bien, merci!
Kabar saya baik. Terimakasih.
Ça va bien, merci
Kabar baik, terima kasih.

(Sumber: Denyer, etal. 2004)

          Berdasarkan pada penjelasan di atas, hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyapa seseorang yaitu ketepatan pemilihan kata sapaan. Pemilihan kata sapaan harus disesuaikan dengan waktu, konteks, dan pada siapa ucapan sapaan itu ditujukan. Penggunaan kata sapaan yang tepat menunjukkan kualitas pribadi seseorang dalam suatu pertemuan.
             Setiap pertemuan akan diakhiri dengan perpisahan. Berikut ini diperkenalkan juga ungkapan bahasa Prancis yang sering digunakan dalam aktivitas perpisahan, seperti yang tertera pada gambar di bawah ini.













Formal
Nonformal
a.    Au revoir Selamat tinggal
b.   À plus tard Sampai nanti
c.    À tout à l’heure Sampai nanti
d.   À bientôt Sampai jumpa
e.    À demain    Sampai jumpa besok
f.    Bonne nuitSelamat malam/selamat tidur’
 Salut ‘Sampai nanti’
  À plus ‘Sampai nanti’
Catatan.
Kata “bonsoir dan “bonne nuit memiliki makna selamat malam, namun terdapat perbedaan pada konteks penggunaannya. Kata “bonsoir digunakan untuk menyapa atau memulai percakapan, sedangkan “bonne nuit digunakan untuk mengakhiri percakapan di waktu malam.

(Sumber: Denyer, etal. 2004)

 Pada aktivitas sapaan bahasa Prancis terdapat unsur budaya dan etika yang harus diperhatikan. Masyarakat Prancis menggunakan ungkapan se vouvoyer ‘menggunakan kata vous  dan se tutoyer ‘menggunakan kata tu.’ Se vouvoyer digunakan dalam konteks formal atau nonformal dengan ketentuan: (1) antara orang yang baru saling mengenal, (2) antara bawahan terhadap atasan, (3) antara pelajar terhadap guru, dan (4) antara orang yang lebih muda terhadap orang yang lebih tua. Se tutoyer  digunakan pada konteks nonformal antara lain: (1) antar teman atau rekan kerja yang sudah akrab, (2) antar keluarga dekat, dan (3) antara orang yang lebih tua terhadap orang yang lebih muda.         
Masyarakat Prancis juga biasanya mengiringi sapaan itu dengan gestur tertentu. Gestur yang dimaksud yaitu: (1) lambaian tangan (la salutation de la main), (2) pelukan (le câlin), (3) berciuman di pipi (la bise atau le bisou), (4) berjabat tangan (la poignée de main), (5) tepukan tangan/tos (tope là), dan (6) membuka topi (chapeau bas). Beberapa gestur pada sapaan tersebut ada yang dinilai tabu bagi bangsa lain, seperti Indonesia. Wawasan ini perlu diberikan untuk menghindari terjadinya cultural shock (keterkejutan budaya) ketika pemelajar Indonesia bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat Prancis.

2.      La Phrase
Kalimat adalah susunan kata yang memiliki  pengertian yang lengkap (di dalamnya terdapat unsur subjek (S) dan unsur predikat (P) (Goffic, 2005). Kalimat juga dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan, dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Dalam bahasa Prancis, kata-kata dalam kalimat pada umumnya disusun di sekitar porosnya (Laurent, 2006). Poros kalimat yang dimaksud di sini yaitu predikat. Predikat bahasa Prancis berupa verba yang dikonjugasi.
Untuk menyusun tulisan (kalimat) yang berisi dialog perkenalan bahasa Prancis, terdapat beberapa hal yang harus dikuasai pemelajar antara lain: (1) les pronoms personnels sujets, (2) verba yang digunakan dalam kegiatan perkenalan, (3) les phrases présentatives, dan (4) les adjectifs de nationalité.

3.    Les Pronoms Personnels Sujets
          Les pronoms personnels sujets adalah kata ganti orang yang digunakan sebagai subjek. Kata ganti subjek ini dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu (1) la première personne ‘subjek orang pertama’, (2) la deuxième personne ‘subjek orang kedua’, dan (3) la troisième personne ‘subjek orang ketiga.’ Masing masing kategori tersebut dibedakan lagi menjadi dua bagian, yaitu singulier ‘tunggal’ dan pluriel ‘jamak’ (Chollet: 2009). Perhatikan penjelasan pada tabel di bawah ini!



Keterangan:
Pronomina “Vous” yang diartikan dengan “Anda” (orang kedua tunggal yang dihormati) tetap digolongkan pada kategori jamak karena orang yang dihormati itu dianggap jamak sebagai wujud penghormatan (Bled, 2006).

4.    Verba untuk Perkenalan
Untuk melaksanakan aktivitas perkenalan, terdapat beberapa verba yang sering digunakan, yaitu (1) être, (2) avoir, (3) s’appeler (4) habiter, dan (5) venir. Verba être berfungsi sebagai verba bantu untuk menyatakan identitas, profesi, sifat, dan sebagainya. Verba avoir digunakan untuk menyatakan usia, kepemilikan, dan sebagainya. Verba s’appeler digunakan untuk menyatakan nama. Verba habiter digunakan untuk menyatakan tempat tinggal. Verba venir digunakan untuk menyatakan asal kota dan negara.
Perlu diketahui bahwa setiap verba bahasa Prancis yang berfungsi sebagai predikat harus dikonjugasi sesuai dengan subjek, modus, dan kalanya. Berikut ini contoh verba untuk perkenalan yang dikonjugasi pada kala présent, modus indikatif berdasarkan subjek-subjeknya (les sujets).








































Berikutnya, perhatikan contoh penggunaan les pronoms personnels sujets dan konjugasi verba yang digunakan dalam kegiatan perkenalan!


5.    Les Phrases Présentatives
            Les phrases présentatives adalah ekspresi atau bentuk frasa yang digunakan untuk memperkenalkan sesuatu atau seseorang (Chollet: 2009). Berikut ini beberapa ekspresi les phrases présentatives.
 
a.      C’est, voici, dan voilà
            C’est, voici, dan voilà merupakan ekspresi (ungkapan) bahasa Prancis yang digunakan untuk memperkenalkan sebuah nomina atau persona. Perhatikan contoh berikut!
1)   C’est Budi. ‘Ini budi.’
2)   Voici mes camarades. ‘Ini teman-temanku.’
3)   Voilà Arthur. ‘Ini Arthur.’
4)   C’est le Borobudur. ‘Ini yang namanya Candi Borobudur.

b.      Il y a
          Il y a merupakan ekspresi bahasa Prancis yang digunakan untuk menyatakan keberadaan suatu nomina atau persona. Perhatikan contoh kalimat berikut ini!
1)   Il y a quelqu’un dans la classe. ‘Ada seseorang di dalam kelas itu.’
2)   Il y a des nouvelles étudiantes. ‘Ada beberapa mahasiswi baru.’
3)   Il y a deux professeurs français. ‘Ada dua orang guru bahasa Prancis.’
4)   Il y a une voiture de fonction pour toi. ‘Ada mobil dinas untukmu.

6.    L’Adjectif de Nationalité



          Les adjectifs de nationalité adalah adjektiva yang digunakan untuk menyatakan kewarganegaraan seseorang. Untuk menentukan kewarganegaraan seseorang, perlu diketahui terlebih dahulu pada negara mana seseorang terdaftar kependudukannya.
          Dalam bahasa Prancis, negara-negara di dunia digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu (1) negara-negara berjenis masculin  tunggal, menggunakan article le  dan negara-negara berjenis kelamin (gender) féminin tunggal, menggunakan article la, (2) negara-negara berjumlah jamak (menggunakan article les), dan (3) negara-negara yang tidak menggunakan article.
          Sebagai kata kunci, negara-negara yang berakhiran dengan huruf vokal “e” pada umumnya merupakan negara berjenis kelamin féminin. Meskipun demikian, terdapat beberapa negara berakhiran huruf vokal “e” yang masuk pada kategori negara masculin dan negara tanpa article, seperti tertera pada tabel di bawah ini.


          Negara-negara yang tidak berakhiran dengan huruf vokal “e” pada umumnya merupakan negara berjenis kelamin masculin kecuali yang masuk kategori negara-negara tanpa l’article dan negara-negara yang menggunakan l’article défini jamak (les). Berikut ini penggolongan negara dalam bahasa Prancis.
a.    Negara Kategori Féminin  dan  Masculin
b. Negara Kategori Jamak dan Tanpa l’Article


Meskipun negara-negara tersebut digolongkan menurut kategori tertentu (negara masculin atau féminin tunggal, jamak, dan negara tanpa article), namun penggunaan kata sifat untuk menyatakan kewarganegaraan seseorang (les adjectifs de nationalité) bukan ditentukan berdasarkan genre (jenis kelamin) negaranya, melainkan disesuaikan dengan genre individu subjeknya.
Pada subjek berjenis kelamin féminin tunggal (elle), les adjectif de nationalité  yang digunakan biasanya ditambahkan huruf  “e” atau “ne” pada akhir kata les adjectif de nationalité. Adapun pada subjek berjenis kelamin masculin tunggal (il) tidak mendapat penambahan huruf pada akhir kata les adjectifs de nationalité. Selanjutnya, pada subjek berjenis kelamin jamak (nous, vous, ils, dan elles), les adjectifs de nationalité biasanya ditambah dengan  huruf “s” pada  les adjectifs de nationalité yang telah disesuaikan dengan genre subjeknya, kecuali adjektivanya berakhiran huruf “s”.  Untuk menyusun kalimat menggunakan les adjectifs de nationalité digunakan rumus sebagai berikut.

Untuk memperdalam pemahaman tentang penggunaan les adjectifs de nationalité dalam kalimat bahasa Prancis, perhatikan contoh penggunaan les adjectifs de nationalité dalam kalimat berikut  ini!

Pays
Adjectif de Nationalité
Exemple
La France
p.s.f
1.      français (untuk subjek maskula tunggal)
2.      française (untuk subjek femina tunggal)
3.      français (untuk subjek maskula jamak)
4.      françaises (untuk subjek femina jamak)
1.      Nicolas est français ‘Nicolas itu orang  Prancis.’
2.      Isabelle est française. Isabelle  itu orang Prancis’
3.      Ils sont français.
‘Mereka (laki-laki) itu warga  negara Prancis”
4.      Elles sont françaises.
‘Mereka (perempuan) itu warga negara Prancis.’
Le Canada
p.s.m
1.      canadien (untuk subjek maskula tunggal)
2.      canadienne (untuk subjek femina tunggal)
3.      canadiens (untuk subjek maskula jamak)
4.      canadiennes (untuk subjek femina jamak)
1.      Mario est canadien.
‘Mario warga negara Kanada’
2.      Maria est canadienne.
‘Maria warga negara Kanada’
3.      Ils sont canadiens.
‘Mereka (laki-laki) orang Kanada’
4.      Elles sont canadiennes.
‘Mereka (perempuan) orang Kanada.’
Les États-Unis
p.pl
1.      américain (untuk subjek maskula tunggal)
2.      américainne (untuk subjek femina tunggal)
3.      américains (untuk subjek maskula jamak)
4.      américainnes (untuk subjek femina jamak)
1.      Robert est américain.
‘Robert  orang Amerika.’
2.      Sarah est américaine.
‘Sarah  orang Amerika’
3.      Ils sont américains.
‘Mereka (laki-laki) orang Amerika’
4.      Elles sont américaines
‘Mereka (perempuan) warga negara Amerika’
Singapour
p.s.a
1.      singapourien (untuk subjek maskula tunggal)
2.      singapourienne (untuk subjek femina tunggal)
3.      singapouriens (untuk subjek maskula jamak)
4.      singapouriennes (untuk subjek femina jamak)
1.      Liem est singapourien.
‘Lim  orang Singapura.’
2.      Susi est singapourienne.
‘Susi orang  Singapura.’
3.      Ils sont singapouriens.
‘Mereka (laki-laki) orang Singapura.’
4.       Elles sont singapouriennes.
‘Mereka (perempuan) orang Singapura’
Ouganda
p.s.m.v
1.      ougandais (untuk subjek maskula tunggal)
2.      ougandaise (untuk subjek femina tunggal)
3.      ougandais (untuk subjek maskula jamak)
4.      ougandaises (untuk subjek femina jamak)
1.      Rancho est ougandais.
‘Rancho warga negara Uganda.’
2.      Nasya est ougandaise.
‘Nasya warga negara Uganda.’
3.      Ils sont ougandais.
‘Mereka (laki-laki) orang Uganda.’
4.      Elles sont ougandaises.
‘Mereka (perempuan) orang Uganda.

Keterangan Singkatan.
Ø p.s.f : pays singulier féminin (negara féminin tunggal).
Ø p.s.m: pays singulier masculin (negara masculin tunggal).
Ø p.pl: pays pluriel (negara jamak).
Ø p.s.a: pays sans article (negara tanpa artikel).
Ø p.s.m.v: pays singulier masculin commencé par les voyelles et “h muet” (negara masculin tunggal yang diawali dengan huruf  vokal atau “h muet”).

Selain ketentuan penyesuaian akhiran adjektiva dengan subjek tersebut, masih terdapat ketentuan lainnya. Pembahasan tentang hal tersebut dibahas secara lebih rinci di unité lain tentang les adjectifs qualificatifs pada buku ini. Selanjutnya, dalam aktivitas perkenalan, pembicara juga sering menyebutkan negara asalnya. Untuk menyatakan negara asal digunakan formula (rumus) berikut ini.





       Penggunaan preposisi "de” untuk menyatakan asal negara disesuaikan dengan kategori negara yang mengikutinya. Jika negara yang dijelaskan berkategori negara  masculin tunggal, preposisi de berubah menjadi du. Preposisi “de” tidak mengalami perubahan jika negara yang dijelaskan berkategori negara feminin dan negara tanpa article. Negara yang diawali huruf vokal, preposisi “de” berubah menjadi “ d’ (apostrophe)”. Selanjutnya jika negara yang dijelaskan berkategori negara jamak, preposisi “de” berubah menjadi “des”. Untuk lebih jelas, berikut ini contoh kalimat untuk menyatakan negara asal. 




Catatan:
Nama negara diawali dengan huruf kapital (majuscule). Adapun kewarganegaraan diawali dengan huruf kecil (minuscule).

Sehubungan dengan tema pada pembahasan ini adalah les salutations et la présentation, berikut ini disajikan informasi tentang la carte d’identité. La carte d’identité adalah kartu identitas yang memuat informasi umum tentang seseorang. Perhatikan gambar berikut ini! 



Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa pemilik kartu identitas tersebut bernama Antoine Paul Henri, dari keluarga Durand, seorang laki-laki berkebangsaan Prancis, lahir pada 1 Januari 1960, memiliki tinggi badan 180 centimeter.